Pages

Ads 468x60px

Rabu, 02 Januari 2013

32
BAB III
BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI
3.1 Tekanan Bisnis dan Dukungan TI
Jika pada awalnya SI diposisikan sebagai alat bantu untuk
mengintegrasikan data dan meningkatkan kualitas informasi semata,
maka kini SI telah menjadi strategi bisnis. Penerapan SI di hampir semua
bidang usaha bisnis merupakan salah satu strategi untuk menjawab
tekanan-tekanan bisnis yang dialami perusahaan, yaitu tekanan pasar,
tekanan teknologi dan tekanan sosial.
Tekanan Pasar
Tekanan pasar berasal dari perekonomian global dan persaingan
yang ketat, perubahan sifat tenaga kerja, dan pelanggan yang kuat
posisinya.
· Pergerakan ke perekonomian global telah difasilitasi melalui kemajuan
jaringan telekomunikasi, terutama Internet.
· Tenaga kerja, terutama di negara maju menjadi beragam. Teknologi
informasi memudahkan integrasi berbagai jenis karyawan ke dalam
tenaga kerja tradisional bahkan memungkinkan oran-orang untuk
bekerja dari rumah.
· Kecanggihan dan harapan pelanggan meningkat sejalan dengan
makin bertambahnya pengetahuan pelanggan mengenai ketersediaan
dan kualitas produk dan jasa. Melalui Internet, pelanggan dapat
dengan mudah menemukan informasi terinci mengenai berbagai
produk dan jasa, membandingkan harga dan membeli produk. Peran
penting pelanggan telah memaksa berbagai perusahaan untuk
meningkatkan uasha dalam memperoleh serta mempertahankan
pelanggan.
Tekanan Teknologi
Dua tekanan utama pada teknologi adalah inovasi teknologi dan
kelebihan informasi. Teknologi baru dan lebih baik dengan cepat membuat
atau mendukung adanya subsitusi produk, pilihan anternatif jasa, dan
kualitas yang tinggi. Akibatnya produk-produk yang saat ini canggih
mungkin akan menjadi usang dikemudian hari.
Jumlah informasi bertambah dengan adanya Internet. Oleh karne
itu kemampuan akses, navigasi dan manajemen data, informasi serta
pengetahuan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan manajerial
sangatlah penting. Satu-satunya solusi efektif disediakan oleh teknologi
informasi.
Tekanan Sosial
Kategori ketiga dari tekanan bisnis adalah berbagai tekanan yang
berhubungan dengan masyarakat/sosial. Tekanan ini meliputi tanggung
33
jawab sosial, regulasi/deregulasi pemerintah, pengeluaran untuk program
sosial, pengeluaran untuk perlindungan dari terorisme dan masalah etika..
Berbagai aktivitas sosial dilakukan berbagai perusahaan sebagai
salah satu wujud dari tanggung jawab sosial perusahaan. Salah satu
masalah sosial adalah kesenjangan digital, yang berarti di antara berbagai
negara dan berbagai kelompok masyarakat yang berbeda dalam suatu
negara, terdapat kesenjangan yang besar antara mereka yang memiliki
akses ke informasi dan teknologi informasi serta menggunakannya secara
efektif.
Regulasi pemerintah biasanya dipandang sebagai batasan yang
mahal atas bisnis. Secara umum, deregulasi pemerintah akan makin
meningkatkan persaingan.
Teknologi informasi adpat berkontribusi pada area perlindungan
dengan menyediakan sistem keamanan dan mungkin mengidentifikasi
pola perilaku yang akan membantu mencegah serangan teroris (termasuk
serangan maya) atas perusahaan. Salah satu senjata untuk perlawanan
terorisme global adalah peranti lunak pengenal wajah.
Penggunaan teknologi informasi memunculkan banyak isu etika,
berkisar dari pengawasan e-mail hingga potensi invasi atas provasi jutaan
pelanggan yang datanya disimpan dalam basis data pribadi atau publik.
3.2 Keunggulan Kompetitif dan Sistem Informasi Strategis
Keunggulan kompetitif (competitive advantage) adalah konsep
yang luas tentang bagaimana perusahaan akan bersaing, apa tujuan
seharusnya dan rencana serta kebijakan apa yang akan dibutuhkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Keunggulan atas berbagai pesaing dalam
berbagai ukuran seperti biaya, kualitas atau kecepatan. Keunggulan
kompetitif mengarah pada pengendalian pasar dan laba yang lebih besar
dari rata-rata.
Pada bidang komputer, keunggulan kompetitif mengacu pada
penggunaan informasi untuk mendapatkan leverage di pasaran. Idenya
adalah perusahaan tidak harus sepenuhnya mengandalkan sumber daya
fisik yang lebih unggul saat terlibat dalam persaingan. Sebaliknya, sumber
daya konseptual yang unggul – data dan informasi – dapat digunakan
sama baiknya. Manajer perusahaan menggunakan sumber daya
konseptual maupun sumber daya fisik untuk mencapai tujuan strategi
perusahaan.
Bagi kebanyakan perusahaan, langkah pertama mencapai
keunggulan kompetitif dalam perekonomian digital adalah dengan
menjawab pertanyaan “Dari mana, berdasarkan industri dan posisi
perusahaan, asalnya keunggulan kompetitif perusahaan saya?”.
Kemudian tahap kedua adalah menjawab pertanyaan berikut, “Bagaimana
cara TI, membantu bisnis saya?”. Dan jawabanya selalu melibatkan
sistem informasi strategis.
Sistem informasi strategis (strategic information system – SIS)
adalah sistem yang membantu perusahaan mendapatkan keunggulan
34
kompetitif melalui kontribusinya pada tujuan strategis perusahaan
dan/atau kemampuannya untuk secara signifikan meningkatkan kinerja
dan produktivitas. Sistem informasi apa pun yang mengubah tujuan,
proses, produk atau hubungan lingkungan untuk membantu perusahaan
mendapat keunggulan kompetitif atau mengurangi kelemahan bersaing,
disebut sebagai sistem informasi strategis.
3.3 Transformasi Alat Bantu menjadi Strategi
Perkembangan SI di luar maupun dalam negeri sendiri sudah
sangat membantu perusahaan dalam membangun aliran informasi dalam
perusahaan. Selain itu, tidak sedikit perusahaan yang telah
memanfaatkannya sebagai strategi kompetitif.
Sejumlah perusahaan telah mendapatkan publikasi yang luas
karena berhasil dalam menerapkan SI yang menghasilkan informasi
akurat setiap saat sehingga dapat mencapai keunggulan kompetitif.
American Airlines, misalnya, merupakan perusahaan pertama yang
memasang sistem pemesanan tiket berbasis komputer, yang dikenal
dengan nama Sabre.
Pembangunan SI yang terintegrasi berbasis TI telah menciptakan
peluang bagi banyak perusahaan untuk mengembangkan model-model
keunggulan kompetitif, yang tentu saja menuntut kreativitas dan sikap proaktif
dari para pengelola perusahaan.
3.4 Konsep-konsep Strategi Kompetitif
Peran utama aplikasi sistem informasi dalam bisnis adalah untuk
memberikan dukungan yang efektif atas strategi perusahaan agar dapat
memperoleh keunggulan kompetitif dengan melibatkan TI untuk
mengembangkan berbagai produk, layanan dan kemampuan yang
memberikan perusahaan keunggulan besar atas tekanan kompetitif dalam
pasar global.
Perusahaan dapat bertahan hidup dan berhasil dalam jangka
panjang hanya jika perusahaan tersebut berhasil mengembangkan
strategi untuk menghadapi lima tekanan kompetitif (Gambar 3.1), yaitu:
· Persaingan dari para pesaing
· Ancaman pemain baru dalam industri dan pasarnya
· Ancaman yang dihadapi karena adanya produk pengganti yang dapat
mengambil pansa pasar
· Daya tawar pelanggan, dan
· Daya tawar pemasok
Bisnis dapat mengatasi berbagai ancaman tekanan kompetitif
dengan mengimplementasikan berbagai strategi kompetitif, yaitu:
· Strategi kepemimpinan dalam biaya, dengan menjadi produsen produk
dan jasa yang berbiaya rendah dalam industri. Selain itu, perusahaan
dapat menemukan berbagai cara untuk membantu para pemasok atau
35
pelanggan mengurangi biaya mereka atau meningkatkan biaya
pesaingnya.
· Strategi diferensiasi. Mengembangkan berbagai cara untuk melakukan
diferensiasi produk and jasa perusahaan dari para pesaingnya atau
mengurangi keunggulan diferensiasi para pesaingnya.
· Strategi inovasi. Menemukan berbagai cara baru untuk melakukan
bisis. Hal ini dapat melibatkan pengembangan berbagai produk dan
jasa yang unik, atau masuk ke dalam pasar atau ceruk pasar yang
unik. Hal ini juga dapat melibatkan pelaksanaan perubahan yang
radikal atas proses bisnis dalam memproduksi atau mendistribusikan
produk dan jasa yang berbeda dari cara bisnis yang dulu dilakukan,
hingga dapat mengubah struktur dasar industri.
· Strategi pertumbuhan. Secara signifikan memperluas kemempuan
perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa, memperluas ke
pasar global, melakukan diversifikasi produk dan jasa baru atau
berintegrasi ke dalam produk dan jasa yang berhubungan.
· Strategi persekutuan. Membuat hubungan dan persekutuan bisnis baru
dengan para pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan dan
perusahaan-perusahaan lainnya.
Halangan Masuk
Skala ekonomis
Perbedaan produk terbatas
Identitas merk
Biaya beralih
Persyaratan modal
Akses ke distribusi
Keunggulan biaya absolut
Kurv apembelajaran terbatas
Akses ke input yang dibutuhkan
Desain produk berbiaya rendah
terbatas
Kebijakan pemerintah
Prediksi kerugian
Determinan Persaingan
Pertumbuhan industri
Biaya tetap (atau
penggudangan) /nilai tambah
Kelebihan kapasitas periodik
Identitas merk
Biaya beralih
Konsentrasi dan keseimbangan
Kerumitan informasi
Diversitas pesaing
Risiko perusahaan
Pesaing Industri
Intensitas
Persaingan
Pemain Baru
Ancaman pemain baru
Pemasok Daya
tawar
pembeli
Daya
tawar
pembeli
Pembeli
Subsitusi
Ancaman subsitusi
Determinan Daya Pemasok
Diferensiasi input
Biaya beralih pemasok dan
perusahaan dalam industri
tersebut
Keberadaan input pengganti
Konsentrasi pemasok
Peran penting volume bagi
pemasok
Biaya yang bergantung pada
pembelian total dalam
industri
Dampak input atas biaya atau
diferensiasi
Ancaman integrasi ke depan
yang dibandingkan dengan
integrasi ke belakang dalam
industri
Determinan Daya Pembeli
Leverage Tawar Menawar
Konsentrasi pembeli vs
konsentrasi perusahaan
Volume pembeli
Biaya beralih pembeli
dibandingkan dengan biaya
beralih perusahaan
Informasi pembeli
Kemampuan untuk berintegrasi
ke belakang
Subsitusi produk
Kemampuan bertahan hidup
Sensivitas Harga
Harga berdasar pembelian total
Perbedaan produk
Identitas merk
Dampak atas kualitas/kinerja
Determinan
Ancaman Subsitusi
Subsitusi relatif
harga/kinerja
Biaya beralih
Kemampuan
pembeli untuk
subsitusi
36
· Strategi relung pasar (niche). Memilih segmen berlingkup kecil dan
menjadi yang terbaik dalam kualitas, kecepatan atau biaya dalam
pasar itu.
· Startegi efektivitas operasional. Meningkatkan cara proses bisnis
internal dilakukan hingga perusahaan melakukan aktivitas yang hampir
sama dengan cara yang lebih baik dari para pesaingnya.
Strategi orientasi pada pelanggan. Berkonsentrasi untuk membuat
pelanggan senang. Persaingan yang ketat dan kesadaran atas
pentingnya pelanggan adalah dasar strategi dan terletak pada
kemampuan untuk:
- mempertahankan pelanggan agar tetap loyal
- mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang
- merespons kekhawatiran pelanggan
· menyediakan layanan pelanggan berkualitas tinggi.
· Strategi waktu. Memperlakukan waktu sebagai sumber daya,
kemudian mengelola dan menggunakannya untuk keuntungan
perusahaan. Salah satu pendorong untuk menggunakan wakyu
sebagai strategi bersaing adalah kebutuhan perusahaan untuk dengan
seger abertindak responsif ke para pelanggan, pasar dan perubahan
kondisi pasar. Faktor kedua adalah lomba waktu untuk mencapai
pasar. Seringkali, kebanyakan nilai ekonomis suatu produk didapatkan
pada awal umur siklusnya.
· Strategi halangan masuk. Menciptakan halangan untuk masuk bagi
para pesaing baru.
· Strategi mengikat pelanggan atau pemasok. Mendorong para
pelanggan atau pemasok untuk tetap bersama daripada beralih ke
pesaing.
· Strategi meningkatkan biaya beralih. Membuat pelanggan dan
pemasok enggan untuk beralih ke pesaing karena berbagai alasan
ekonomi.
3.5 Rencana Strategis Teknologi Informasi
Teknologi informasi digunakan sebagai strategi untuk mencapai
keunggulan kompetitif bagi suatu perusahaan dengan alasan:
TI bukanlah masalah lagi dalam hal membantu bisnis mendapatkan
kemampuan yang memberikannya keunggulan kompetitif
Berinvestasi dalam TI sangat penting untuk memberi kemampuan
yang dibutuhkan agar dapat berhasil bersaing dalam bisnis saat ini
Bisnis yang sebenarnya dan nilai kompetirtif dari TI terletak pada
kemampuan software serta nilai informasi yang didapat dan
digunakan oleh bisnis tersebut, bukan pada infrastruktur dari hardware,
jaringan dan fasilitas TI lainnya
Keunggulan strategis TI hanya dapat diperoleh melalui penggunaan
dan manajemen yang tepat.
Rencana strategis TI adalah serangkaian tujuan jangka panjang
yang menggambarkan infrastruktur TI dan usaha utama SI yang
37
dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Rencana strategis TI
harus memenuhi tiga tujuan berikut:
1. Harus disesuaikan dengan rencana strategis perusahaan
2. Harus menyediakan gambaran arsitektur TI yang memungkinkan para
pengguna, aplikasi dan basis data dapat membentuk jaringan dan
terintegrasi tanpa terlihat
3. Harus secara efisien mengalokasikan sumber daya pengembangan SI
antraberbagai proyek alternatif lainnya, hingga proyek dapat
diselesaikan tepat waktu, sesuai anggaran, dan memiliki fungsionalitas
yang dibutuhkan.
Rencana strategis TI juga menyatakan jawaban dari berbagai
pertanyaan yang berkaitan dengan isu-isu utaam berikut ini:
1. Efisiensi. Apakah SI dan sumber daya TI membantu peruashaan
mencapai tujuannya dengan sumber daya yang minim?
2. Efektivitas. Apakah SI dan sumber daya TI membantu para manajer
area fungsional (dan para eksekutif) melakukan hal yang benar?
3. Daya saing. Apakah SI dan sumber daya TI digunakan dalam berbagai
proyek yang akan meningkatkan posisi daya saing perusahaan?
Tabel 3.1 Strategi Dasar Penggunaan Teknologi Informasi dalam Bisnis
Biaya yang lebih rendah
· Gunakan TI untuk mengurangi secara mendasar biaya proses bisnis
· Gunakan TI untuk menurunkan biaya pelanggan atau pemasok
Diferensiasi
· Kembangkan berbnagai fitur TI baru untuk melakukan diferensiasi
produk dan jasa
· Gunakan berbagai fitur TI untuk mengurangi keunggulan diferensiasi
para pesaing
· Gunakan berbagai fitur TI untuk memfokuskan diri pada ceruk pasar
yang dipilih
Inovasi
· Buat produk dan jasa baru yang memasukkan berbagai komponen TI
· Kembangkan pasar baru atau ceruk pasar yang unik dengan bantuan
TI
Buat perubahan radikal atas proses bisnis dengan TI yang akan
memangkas biaya,meningkatkan kualitas, efisiensi atau layanan
pelanggan, atau mempersingkat waktu ke pasar
Mendukung pertumbuhan
· Gunakan TI untuk mengelola perusahaan bisnis secara regional dan
global
· Gunakan TI untuk mendiversifikasi serta mengintegrasikan produk
dan jasa lainnya
38
Kembangkan persekutuan
· Gunakan TI untuk membuat organisasi virtual yang terdiri dari para
mitra bisnis
· Kembangkan SI antarperusahaan yang dihubungkan oleh Internet dan
ekstranet yang akan mendukung hubungan bisnis strategis dengan
para pelangganm pemasok, subkontraktor dan pihak lain.
Penggunaan strategis lainnya teknologi informasi
· Kembangkan system informasi antarperusahaan yang kenyamanan
dan efisiensi menciptakan biaya perpindahan yang akan mengunci
para pelanggan dan pemasok di dalam
· Lakukan investasi besar dalam aplikai TI canggih yang dapat
membangun halangan masuk para pesaing atau pihak luar untuk
masuk ke industri tersebut
· Masukan berbagai kompoen TI dalam produk dan jasa untuk
membuat pengganti dari produk atau jasa sejenis, menjadi lebih sulit
· Dorong investasi untuk ahli-ahli SI, HW, SW, database dan jaringan
dari penggunaan operasional menjadi aplikasi strategis
3.6 Rantai Nilai dan SI Strategis
Rantai Nilai (value chain) adalah Konsep yang melihat perusahaan
sebagai rangkaian, rantai, jaringan berbagai aktivitas dasar yang
menambah nilai produk dan jasanya, serta selanjutnya menambah
margin nilai perusahaan tersebut. Gambar 3. 2 merupakan contoh
berbagai sistem informasi strategis yang dapat diaplikasikan pada
berbagai proses dasar perusahaan untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif.
Koordinasi Administratif dan layanan pendukung
Intranet arus kerja bersama
Manajemen sumber daya manusia
Intranet kompensasi karyawan
Pengembangan teknologi
Pengembangan produk melalui ekstranet dengan para mitra
Perolehan sumber daya
Portal web e-commerce untuk pemasok
Logistic
inbound
Operasi Logistic
outbound
Pemasaran
dan penjualan
Layanan
untuk
pelanggan
Penggu
dangan
just-intime
otomatis
Computeraided
flexible
manufaktur
ing
Titik
penjualan
dan
pemrosesan
pesanan
online
Pemasaran
bertarget
Manajemen
hubungan
pelanggan
Gambar 3.2 Rantai nilai suatu perusahaan
39
Konsep rantai nilai dapat membantu perusahan untuk menganalisi di
mana dan bagaimana cara mengaplikasikan kemampuan strategi
teknologi informasi. Konsep tersebut menunjukkan bagaimana berbagai
jenis teknologi informasi dapat diaplikasikan ke berbagai proses bisnis
tertentu untuk membantu perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif
dalam pasar.
3.7 Perekayasaan Ulang Proses Bisnis
Salah satu implementasi paling penting dari strategi kompetitif
adalah perekayasaan proses bisnis (business process reengineering –
BPR) atau sering disebut perekayasaan ulang, yaitu pemikiran kembali
yang mendasar dan pendesainan ulang yang radikal atas proses bisnis
untuk mencapai perbaikan yang dramatis dalam biaya, kualitas,
kecepatan dan layanan. BPR menggabungkan strategi untuk
mempromosikan inovasi bisnis dengan strategi untuk melakukan
perbaikan besar atas proses bisnis agar perusahaan dapat menjadi jauh
lebih kuat serta menjadi pesaing yang lebih berhasil.
Walaupun potensi keuntungan dari perekayasaan itu tinggi, namun
risiko kegagalan dan tingkat gangguan atas lingkungan organisasi juga
ada.
Tabel 3.2 Perbedaan perbaikan bisnis dan perekayasaan ulang bisnis
Perbaikan bisnis BPR
Tingkat perubahan Sedikit demi sedikit Radikal
Perubahan proses Proses versi baru yang
telah diperbaiki
Proses yang sama
sekali baru
Poin awal Proses yang telah ada Lembar baru
Frekuensi
perubahan
Sekaligus atau terusmenerus
Perubahan periodik
sekaligus
Waktu yang
dibutuhkan
Sebentar Lama
Lingkup umum Sempit, dalam berbagai
fungsi
Luas, lintas fungsi
Horizon Dulu dan sekarang Masa depan
Pasrtisipasi Dari bawah ke atas Dari atas ke bawah
Jalur ke
pelaksanaan
Budaya Budaya, struktur
Pelaksana utama Pengendalian statistic Teknologi informasi
Risiko Sedang Tinggi
Contoh penggunaan teknologi informasi yang mendukung perekayasaan
ulang proses manajemen pesanan:
· Sistem manajemen hubungan pelanggan dengan menggunakan
intranet dan Internet.
40
· Sistem persediaan yang dikelola pemasok dengan menggunakan
Internet dan ekstranet.
· Software ERP lintas fungsi untuk mengintegrasikan proses
manufaktur, distribusi, keuangan dan sumber daya manusia.
· Web site e-commerce yang dapat diakses pelanggan untuk entri
pesanan, pemeriksaan status, pembayaran dan layanan.
3.8 Menjadi Perusahaan yang Lincah (agile company)
Kelincahan dalam kinerja bisnis adalah kemampuan perusahaan
untuk sejahtera dalam pasar global yang berubah cepat dan terus
terfragmen untuk produk dan jasa berkualitas tinggi, berkinerja baik dan
disesuaikan dengan pelanggan. Perusahaan yang lincah dapat membuat
laba dalam pasar dengan pilihan produk yang luas dan bermasa hidup
pendek, dan dapat memproduksi pesanan secara individual dan jumlah
yang besar.
Empat strategi dasar:
- Pelanggan menganggap produk atau jasa sebagai solusi terhadap
masalah mereka sehingga harga produk ditentukan berdasarkan
nilainya sebagai solusi, bukan berdasarkan biaya produksi
- Bekerja sama dengan pelanggan pemasok dan perusahaan lain
bahkan dengan pesaing
- Bertahan ketika terjadi perubahan dan ketidakpastian
- Meningkatkan dampak sumber daya manusia dan pengetahuan yang
dimiliki
3.9 Membuat Perusahaan Virtual
Perusahaan virtual (juga disebut korporasi virtual atau organisasi
virtual) adalah organisasi yang menggunakan teknologi informasi untuk
menghubungkan banyak orang, organisasi, aktiva dan ide. Jadi
perusahaan virtual menciptakan aliansi dan kelompok kerja virtual yang
fleksibel dan dapat beradaptasi untuk mengeksploitasi peluang bsinis
yang berubah dengan cepat.
Banyak perusahaan membuat perusahaan virtual untuk
mengimplementasikan strategis bisnis utamanya dan aliansi yang
menjanjikan kesuksesan dalam iklim bisnis saat ini yang penuh tantangan.
Strategi bisnis dasar dari perusahaan virtual:
· Saling berbagi infrastruktur dan risiko dengan mitra aliansi
· Menghubungkan kompetensi inti yang saling melengkapi
· Mengurangi waktu kosnep-ke-kas (concept- to-cash time) melalui
saling berbagi
· Meningkatkan fasilitas dan cakupan pasar
· Mendapatkan akses ke pasar yang baru dan saling berbagi pasar atau
loyalitas pelanggan
· Bermigrasi dari emnjual produk ke menjual solusi
3.10 Membangun Perusahan yang Dapat Menghasilkan Pengetahuan
41
Keunggulan kompetitif yang dapat bertahan lama hanya dapat
berasal dari penggunaan dan manajemen yang inovatif atas pengetahuan
organisasi melalui perusahaan yang dapat menghasilkan pengetahuan
dan organisasi yang belajar.
Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang secara
konsisten membuat pengetahuan bisnis baru, menyebarkannya secara
luas ke seluruh organisasi, dan dengan cepat membangun pengetahuan
baru ke dalam produk dan jasa mereka.
Pengetahuan yang digunakan adalah pengetahuan eksplisit, yaitu
data, dokumen, segala sesuatu yang tertulis atau disimpan di komputer
dan pengetahuan implisit, yaitu pengetahuan “bagaimana cara melakukan
sesuatu”.
Sistem Manajemen Pengetahuan
Sistem manajemen pengetahuan (knowledge management
systems – KMS) dibangun untuk mengelola pembelajaran organisasional
dan cara melakukan bisnis.
Sistem manajemen pengetahuan memfasilitasi pembelajaran dan
penciptaan pengetahuan organisasi. Sistem ini didesain untuk
mnyediakan respons cepat ke para pekerja ahli, mendorong perubahan
perilaku para karyawan, serta secara signifikan meningkatkan kinerja
bisnis. Perusahaan yang dapat menghasilkan pengetahuan akan
berusaha untuk mengintegrasikan pengetahuannya ke dalam berbagai
proses bisnis, produk dan jasa sehingga akan membantu perusahaan
menjadi lebih penyedia yang inovatif dan lincah atas berbagai produk
serta layanan pelanggan yang berkualitas tinggi, dan menjadi pesaing
berat dalam pasar.
3. 11 Latihan
1. Bisnis harus menangani pelanggan, pesaing, pemain baru dan
pengganti. Jelaskan pernyataan tersebut.
2. Mengapa sulit untuk menjustifikasi sistem informasi strategis?
3. Berkunjunglah ke sebuah situs. Perhatikan situs tersebut, apakah ada
faktor keunggulan strategis di sana?
4. Mengapa Internet dikatakan sebagai pencipta model bisnis baru?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Sample text

Sample Text

Sample Text